Tugas Mandiri 10_Regulasi dan Tantangan Bisnis Internasional
REGULASI DAN TANTANGAN BISNIS INTERNASIONAL

1. Penetapan Produk dan Target Pasar Global
Produk/Jasa yang Dipilih:
Negara Target Utama (Destinasi Ekspor):
Jepang
Alasan: Jepang membutuhkan teknologi sensor berkualitas untuk industri manufaktur, smart city, dan standar lingkungan yang ketat.
2. Analisis Regulasi Ekspor di Indonesia
a. Klasifikasi Produk (HS Code)
Estimasi HS Code: 9031.80 – Measuring or checking instruments, appliances, and machines (other).
Kegunaan HS Code:
-
Menentukan tarif bea masuk di negara tujuan.
-
Memastikan klasifikasi produk sama di seluruh negara.
-
Mempermudah proses custom clearance, pajak, dan perjanjian perdagangan.
b. Dokumen Ekspor Dasar (3 Dokumen Utama)
-
Commercial InvoiceBerisi nilai barang, harga satuan, total harga, dan informasi transaksi penjual, pembeli.Digunakan oleh bea cukai untuk menghitung pajak dan verifikasi transaksi.
-
Packing ListRincian jumlah barang, berat, dimensi, dan jenis kemasan.Berguna untuk pengecekan fisik oleh bea cukai dan logistik.
-
Bill of Lading (BL) / Air Waybill (AWB)Dokumen pengangkutan resmi dari perusahaan pelayaran atau maskapai.Berfungsi sebagai bukti barang telah diserahkan ke pengangkut dan dasar pengambilan barang di pelabuhan tujuan.
c. Perizinan Khusus
-
Mendapatkan preferensi tarif melalui perjanjian perdagangan ASEAN+Japan.
-
Membuktikan bahwa produk benar berasal dari Indonesia.
3. Analisis Regulasi Impor Negara Target (Jepang)
a. Tarif Bea Masuk (Import Duty)
Untuk kategori HS Code 9031.80, Jepang umumnya menerapkan tarif 0–3%, tergantung spesifikasi alat.
b. Hambatan Non-Tarif (Non-Tariff Barriers, NTBs)
Contoh:
-
EMC (Electromagnetic Compatibility)
-
Electrical Safety Standards
-
Radio certification untuk perangkat wireless (Telecom Act Jepang)
Cara Mengatasi / Memenuhi Syarat:
-
Melakukan pengujian produk di laboratorium yang terakreditasi (misalnya: TÜV, JQA).
-
Menyiapkan dokumentasi teknis lengkap: datasheet, laporan uji, diagram rangkaian.
-
Menyesuaikan desain perangkat sesuai standar Jepang: voltage compliance, RF limits, durability requirements.
Bagian II: Tantangan & Strategi Perdagangan Lintas Negara
4. Penetapan dan Risiko Incoterms
Incoterms Pilihan:
CIF: Cost, Insurance, and Freight (Port Jepang)
Alasan Pemilihan:
-
Cocok untuk transaksi awal karena pembeli di Jepang biasanya mengutamakan keamanan dan kepastian logistik.
-
Penjual dapat mengatur asuransi dan biaya pengiriman sehingga layanan tampak profesional dan terpercaya.
-
Mengurangi beban pembeli pada tahap awal kerja sama.
Transfer Risiko:
5. Strategi Manajemen Risiko Lintas Negara
Tabel Analisis Risiko
|
Tantangan/Risiko
Lintas Negara |
Dampak
Potensial |
Strategi
Mitigasi |
|
Fluktuasi Nilai Tukar (Kurs) |
Harga produk menjadi tidak stabil; margin
keuntungan menyusut saat rupiah melemah |
- Menetapkan harga dalam USD atau JPY - Menggunakan kontrak forward hedge dengan bank-
Menetapkan klausul penyesuaian harga jika fluktuasi > 3% |
|
Sengketa Perdagangan Internasional |
Pembeli menolak barang, klaim cacat, atau
keterlambatan pembayaran |
- Menyertakan arbitrase internasional (SIAC/JCAA)
dalam kontrak - Menggunakan Letter of Credit (LC) untuk
keamanan pembayaran - Membeli asuransi ekspor (ekspor kredit) dari
LPEI |
6. Pertimbangan Etika Budaya
Aspek Budaya yang Relevan:
Pentingnya kesopanan, hierarki, dan komunikasi formal dalam bisnis Jepang.
Orang Jepang sangat memperhatikan:
-
Bahasa yang sopan (keigo)
-
Pengambilan keputusan bertingkat (hierarki)
-
Ketelitian dan kesempurnaan dokumen
Implementasi Strategi:
-
Menyiapkan proposal teknis dan kontrak dalam format sangat rapi dan tanpa kesalahan.
-
Menggunakan email formal dan menghindari bahasa informal.
-
Memberi waktu cukup untuk proses persetujuan internal perusahaan Jepang.
-
Melakukan pertemuan dengan pendekatan sopan, tidak agresif, dan fokus pada kualitas serta keandalan produk.
Kesimpulan
Ekspor produk sensor IoT Indonesia ke Jepang membuka pasar besar pada sektor industri dan smart city, namun membutuhkan pemahaman kuat tentang HS Code, dokumen ekspor, sertifikasi teknis Jepang, serta strategi mitigasi risiko seperti pemilihan Incoterms dan antisipasi fluktuasi kurs. Dengan penyesuaian budaya bisnis Jepang dan kepatuhan pada standar teknis, peluang penetrasi pasar sangat besar.
Komentar
Posting Komentar